Sebenarnya saya mearasa berat melakukan pekerjaan ini.Tapi mau bagaimana lagi.Saya hanya seorang bawahan yang harus loyal dan selalu “Yes bos” pada atasan.Seminggu kemarin atasanku Drs.Joyodrono Sph MBA sudah menginstruksikan kalau Proyek yang dikerjakan sekarang harus di Mark-up.Bingung dan serba salah,bagaimanapun juga harus saya kerjakan,yang penting semua dapat kebagian makan.Dan saya pikir ,ini adalah Konskuensi dari jabatan saya sekarang ini.
Ku akui,memang setelah jabatan Kasubag Proyek ini di berikan pada saya,rejeki mengalir bagai air sungai.Ibarat sebuah materi itu datang selalu berlebihan.Tetapi Jika ada masalah seperti ini,saya harus bisa mengatasi,jika tidak itu artinya saya harus siap di mutasi.Ini sudah jelas dan pasti akan terjadi jika aku menolaknya .
“Sudahlah Dik Juanx,nggak usah di pikir terlalu dalam.Masalah orang-orang KPK biar saya yang Backup.”itulah yang di ucapkan atasanku saat ada pertemuan tidak sengaja di sebuah CafĂ© malam.”Yang penting kamu bisa mengolah angka-angka itu terlihat layak.masalah lainnya nanti aku yang atur.”sambungnya pak joyodrono sambil menepuk lenganku.
“Bagaimana kira-kira Dik Juanx ?,masalahnya kemarin Dik Aryo juga menawarkan sanggup menggarap proyek ini.”kata pak Joyodrono seperti tahu dalam hatiku yang lagi bingung.”Oh tidak pak,Saya masih sanggup mengerjakan sendiri.”jawabku sambil gugup.”Well !.Nah itu yang saya mau Dik Juax.Kalau memang kamu masih se-Visi denganku,aku nggak akan ninggalin kamu Dik Juanx.Sudah kalau bisa secepatnya di kerjakan,Minggu depan tolong berikan saya di kantor.”Dan akupun hanya bisa bilang “Siap pak”.sambil mengcopi data laptop yang ditunjukkan Pak Joyodrono ke Flashdishku.
Keesokan harinya di Kantor.Pagi-pagi Saya langsung memanggil Asisten saya Dlondong,Juga sekretaris Dik Ginah masuk kedalam ruang kerjaku.Tuuannya adalah membahas perkara mengenai tugas yang di berikan atasan pada saya.”Kalau masalah angka mudah di rubah Mas.Yang sulit itu Tanggungjawabnya yang berat.Itu bukan Dana yang sedikit.”ujar Dlondong.”Tapi terus Gimana Dik.orang Pak joyodrono memutuskan harus bisa.Kalau nggak kita kerjakan yah….siap-sia aja kita berhenti dari kantor ini.”jawabku.”Ya sudah Mas mau apa lagi,Mungkin ini sudah resiko pekerjaan.”sambung asisten kepercayaannku.
*
Jam 4 sore aku pulang ngantr.Dalam mobil sengaja Ku putar radio dengan lagu klasik Jawa untuk sedikit membuatku rilek.Tapi ternyata tetap tidak bisa,pikiran berkecamuk terus mengannguku.Ini bukan maslah yang ringan,Dari proyek ini terkucur dana Enam belas Milyard rupiah dan saya harus bisa Mark-up hingga sepuluh milyard lebih.Apa bukan gila-gilaan namanya.Tapi mau bagaimana lagi,saya hanya seorang bawahan yang harus loyal pada atasan.Jika tidak mau jabatanku di turunkan atau bahkan di Mutasi.
Padahal mendapatkan jabatan ini tidak gampang.saya merintisnya hampir sepuluh tahun.Mulai dari golongan 3A sampai sekarang menjadi Kasubag di salah satu Kantor.Jelas saja bukan hal yang gampang,kedudukanku di kursi Empuk ini.jelas banyak sekali yang menginginkan dan duduk di kursi ini.Memang sungguh menyenangkan,cari uang hanya bilang satu kata saja sudah dapat ratusan ribu.Namun demikian rasanya seperti berdiri diatas ujung Duri.Dan kalau tidak waspada bisa jatuh sendiri.
Dalam Rumah sendiripun pikiranku tidak mampu melupakannya.”Belum tidur pa?” senggol Cempluk Istriku.”Belum ngantuk Ma.”jawabku.sambil nyulut rokok yang sudah ke sekian kalinya. Tidak terasa lamunanku terbawa di setiap waktu ”Sepertinya Papa ada masalah di Kantor?”.tanya Istriku yang sudah hafal jika aku ada masalahSaya Cuma mengangguk.Kemudian istriku mendekat dan duduk di sebelahku.Dan akupun bercerita semua kepadanya,memang selama ini hanya istriku yang menjadi sparing partnerku.
Dia adalah wanita yang isimewa,walaupun Cuma seorang ibu rumah tangga,tanpa secuil karirpun.Tetapi sebenarnya dulu istriku adalah seorang Guru di SMA negeri .Cuma hanya saya tidak ingin istriku berkarir,alsannya supaya Anak-anakku bisa terawat dengan baik.Nyatanya,Anakku yang jumlahnya Tiga sudah menginjak dewasa semua,malah yang pertama sudah hampir lulus di Universitasnya.
**
“Memang berat posisi Papa sekarang.Ini dilema ,Kalau Papa nggak mau pasti jabatan di turunkan,Tapi kalau mau melakukannya .berat sekali resikonya.”kata istriku setelah ku ceritakan panjang lebar tentang kebingunganku dalam menentukan sikap.”Itulah Ma.yang membuatku bingung.trus Papa harus bagaimana Ma?”.sambungku.
“ Yuk Pa kita sholat Tahajud.minta pertolongan sama Allah.siapa tahu nanti Papa dapat jalan keluarnya.”ujar Istriku Cempluk.saya hanya anggukan kepala.kemudian berdua menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhlu.Dalam Tahajudku saya rasakan betapa menggelayut dalam alam pikiranku.seringkali ku coba melupakan,makin terasa tambah sulit.terlintas selalu wajah atasanku Pak Joyodrono,terlihat marah melihatku.terlintas juga kertas proyek yang harus di bikin.mengembara lebih jauh lagi sampai terintas gambaran saya di pecat oleh Pak Joyodrono.Tidak ketinggalan dalam pikiranku,seorang Polisidatang dan memborgolku.”Ya Allah….hambamu pasrah dengan keadaan ini !” teriakku dalam Tahajudku.Selesai itu penglihatanku jadi gelap.Aku terjatuh di hamparan Sajadah tempatku Tahajud.
***
Pagi ini Dlondong datang ke kantorku sambil menyodorkan surat buatku.Saya buka Amplop itu,ternyata surat perintah dari Pak Joyodrono supaya aku memberikan Proyek ini padanya.”Sory lho Mas,aku Cuma menjalankan perintah.”ujarnya Dlondong terlihat serba salah memandangku.”Tidak apa-apa Dik,siapa tahu kamu lebih pintar dari pada saya.”jawabku sambil menyerahkan berkas Administrasi Proyek padanya.Walaupun ada rasa terbakar dada ini,ku coba untuk meredam emosiku.
Mudah-mudahan saja Allah selalu memberikan kesabaran pada diriku.Siapa orangnya yang tidak sakit hati,dalam perjalanan Proyek sedang berjalan tiba-tiba di berikan orang lain.Pak Joyodrono atasanku memang kelewatan.Kelihatannya dia sudah terbalik Imannya,sehingga se enaknya mengambil kebijakan yang tidak semestinya pada anak buahnya sendiri.Siang itu ku putuskan untuk pulang lebih cepat,kalau saya berlama-lama di kantor bisa jadi aku sendiri yang tidak kuat.
****
Aku Cuma bisa merasakan,barangkali karirku mentok sampai disini.Dan sekarang atasanku Pak Joyodrono sudah tidak lagi mau menyapaku.setiap dia butuh sesuatu ,selalu Dlondong yang di panggil ke ruangannya.Saya melihat tingkah yang begitu itu sengaja di tunjukkan di hadapanku atau istilahnya Over acting.Dan aku juga merasa jadi Korban perasaan.Kira-kira siapa yang kuat di perlakukan seperti itu,tapi aku terus mencoba untuk bersabar.dalam batin selalu berdoa,mudah-mudahan Pak Joyodrono di ampuni dosanya pada Allah,serta di bukakan hatinya untuk tidak sering marah tanpa alasan denganku.
Suatu hari tidak ada yang mengira kalau kantor tempatku bekerja di datangi banyak Polisi.Mulanya ruanganku yang di periksa,namun saya tidak tahu apa yang di cari,kemudian berlanjut ke ruangan kepala kantor.setelah itu terlihat seorang polisi menyerahkan surat kepada atasanku.Tanpa ada basa basi lagi Pak Joyodrono di bawa Polisi itu,Karena Disinyalir dirinya telah memark-up uang Proyek sepuluh Milyard.Bukan hanya Pak Joyodrono sendiri termasuk juga Dlondong yang sudah mengambil alih tugasku.
Dan sudah bisa di tebak kalau atasan tidak ada salahnya,kata salah hanya untuk bawahannya. Tidak begitu lama Pak Joyodrono sudah keluar dari Kantor Polisi.Sedangkan Dlondong di tetapkan jadi tersangka.Dlondong sudah menjadi Tumbal di kantorku karena dirinya harus memikul dosanya Bosku,yang waktu itu hanya cukup di Mutasi ke luar Jawa.
“Allah menunjukkan jalan pada Papa.Untungnya Papa nolak perintah itu.”Kata istriku sambil merangkulku dengan suara tangisannya yang terisak.”Allah masih memberikan petunjuk yang benar buatku Ma.Dan itu juga semua tidak lepas dari dukungan Mama.”Ujarku.
“Ya…memang semua sudah di atur sama Allah.Dan aku sendiri merasa sudah di selamatkan oleh Mama.Coba dulu kalau aku menyanggupinya,bisa-bisa aku yang masuk Penjara.”Kata Juanx mengakhiri perbincangan dengan istrinya.
Obrolan Juanx dengan istrinya di ruang keluarganya,berakhir dengan saling bertatap mata. Pandangan mata Juanx mengarah pada pintu Kamar tidurnya.istrinyapun membalas dengan senyuman,mereka berduapun berdiri.dan sepertinya sudah paham kata hatinya berdua apa yang harus di lakukan.Selanjutnya…………pembaca pikir saja sendiri apa yang mereka lakukan.
Pembaca , Cerita pendek ini hanyalah sebuah karangan,jika ada kesamaan nama dan peristiwa hanyalah kebetulan saja.Mudah-mudahan cerita tersebut bisa menjadi sebuah renungan.
Salam Blogger.
postingan ini berkategori
ARTIKEL
/
CERITA
/
CERPEN
dengan judul
Tumbal mark-up Proyek
. Jangan lupa menyertakan URL
http://joyodrono-cahmabung.blogspot.com/2012/01/tumbal-mark-up-proyek.html
. Jika ingin memposting ulang . Terima kasih!
2 komentar untuk " Tumbal mark-up Proyek "
hehe...selalu dech...awalnya saya sudah mau ngacungin jempol. jabatan Kasubag Proyek bukan jabatan maen2. 24 jam kurang..ehh...malah sempat ngeblog. Kahn mantab bener..gak taunya...heheh. happy blogging
@Iskaruji dot com:belajar mas Is.makasih dah kunjung nih.
Posting Komentar