Seni dan tradisi adalah merupakan bagian dari peninggalan sejarah leluhur kita.Hendaknya sebagai penerus kita wajib menjunjung nilai dari adat dan tradisinya.Karena tanpa adanya adat dari leluhur,kita tidak akan ada di dunia.
Tradisi yang mengakar kuat akan selalu dilakasanakan pada generasi zaman modern ini.
Di jawa pada bulan Muharam atau Bulan Suro di anggap saat yang tepat untuk menganalisa perbuatan kita yang lalu.Karena itu pada bulan Suro,masyarakat jawa banyak yang menjalani laku atau Tirakat seperti Menjamas/memandikan Keris peninggalan keluarga,mengumpulkan alat-alat pertanian,untuk kemudian di bakari wewangian Dupa berupa Asap kemenyan.Dari sebagian Umat Islam ada yang mengatakan ini Syirik.” NO COMENT !“,karena di sini saya menulis artikel bukan untuk di perdebatkan tetapi untuk menghormati tradisi budaya luhur.
Seperti di daerah Nganjuk pada bulan suro banyak yang melakukan tirakat topo bisu (tidak berbicara),ada juga dengan mandi di sebuah air terjun Sedudo di lereng wilis daerah Nganjuk.Adapun tujuannya adalah sebagai sarana membersihkan diri dari Aura negative pada diri kita untuk lebih bagus dalam menjalani hidup yang selanjutnya.Allahu Alam,suatu tujuan baik pasti akan mendapatkan juga kebaikan.
Sedang bagi yang menjalani Topo Bisu adalah sebagai sarana melatih lidah kita untuk tidak berkata kotor dan yang sifatnya jelek.selain itu Topo bisu juga bertujuan untuk mendapatkan Ridho dari Allah swt,dengan harapan segala Doanya yang terucap dalam hati di kabulkan, Ini biasanya di lakukan oleh orang orang yang bertujuan mengasah ketajaman hati dan pikirannya.
Disinilah sebenarnya kita wajib mensyukuri adanya budaya peninggalan leluhur.Janganlah kita menganggap remeh adat dan tradisi,karena itu adalah merupakan kesatuan dari budaya bangsa Indonesia.
Jika di jawa kita mengenal Grebeg suro,Untuk di Pulau Bali dalam menjemput Bulan Muharam di adakan Upacara Adat Hindu yaitu “ Tumpek Landep “.Bagaimana makna dari upacara tersebut mari kita baca penjelasan dari teman saya P.Made di bawah ini.
Berdasarkan perhitungan Kalender Bali, Tumpek Landep merupakan hari untuk memuja Dewa Senjata yaitu Sang Hyang Pasupati ( Dalam pewayangan Pasupati adalah senjata panah milik Arjuna pemberian dari para Dewa).Tujuan dari upacara Tumpek Landep disini adalah sebagai rasa syukur kepada Sang pencipta yang telah memberikan manusia senjata dalam mengarungi kehidupan dunia.
Karena itu pada saat Tumpek Landep, segala senjata yang runcing atau tajam (landep=tajam/runcing,Bahasa Jawa) seperti keris diupacarai sebagai rasa bakti umat kepada Tuhan yang telah menganugerahkan senjata atau peralatan yang memudahkan kehidupan manusia. Dengan cara mengadakan upacara dan selamatan.Unsur kesamaan dengan adat jawa sangat erat sekali,Masyarakat dalam upacara ini juga bukan hanya keris peninggalan saja ,tetapi segala sesuatu yang bersifat tajam juga di kut sertakan dalam selamatan Tumpek Landep ini. Kemudian berkembang lebih luas lagi ke mesin-mesin perkakas dan mesin pada umumnya,kendaraan dan hampir semua alat bantu kehidupan manusia.
Meskipun tidak semuanya landep,mereka telah membantu hidup manusia.
Berikut Foto Upacara Tumpek Landep Di Bengkel Antika-Tumbak Bayuh-Bjr Kelepekan-Tabanan-Bali,kiriman dari P Made ke Email saya:
Tradisi yang mengakar kuat akan selalu dilakasanakan pada generasi zaman modern ini.
Di jawa pada bulan Muharam atau Bulan Suro di anggap saat yang tepat untuk menganalisa perbuatan kita yang lalu.Karena itu pada bulan Suro,masyarakat jawa banyak yang menjalani laku atau Tirakat seperti Menjamas/memandikan Keris peninggalan keluarga,mengumpulkan alat-alat pertanian,untuk kemudian di bakari wewangian Dupa berupa Asap kemenyan.Dari sebagian Umat Islam ada yang mengatakan ini Syirik.” NO COMENT !“,karena di sini saya menulis artikel bukan untuk di perdebatkan tetapi untuk menghormati tradisi budaya luhur.
Seperti di daerah Nganjuk pada bulan suro banyak yang melakukan tirakat topo bisu (tidak berbicara),ada juga dengan mandi di sebuah air terjun Sedudo di lereng wilis daerah Nganjuk.Adapun tujuannya adalah sebagai sarana membersihkan diri dari Aura negative pada diri kita untuk lebih bagus dalam menjalani hidup yang selanjutnya.Allahu Alam,suatu tujuan baik pasti akan mendapatkan juga kebaikan.
Sedang bagi yang menjalani Topo Bisu adalah sebagai sarana melatih lidah kita untuk tidak berkata kotor dan yang sifatnya jelek.selain itu Topo bisu juga bertujuan untuk mendapatkan Ridho dari Allah swt,dengan harapan segala Doanya yang terucap dalam hati di kabulkan, Ini biasanya di lakukan oleh orang orang yang bertujuan mengasah ketajaman hati dan pikirannya.
Disinilah sebenarnya kita wajib mensyukuri adanya budaya peninggalan leluhur.Janganlah kita menganggap remeh adat dan tradisi,karena itu adalah merupakan kesatuan dari budaya bangsa Indonesia.
Jika di jawa kita mengenal Grebeg suro,Untuk di Pulau Bali dalam menjemput Bulan Muharam di adakan Upacara Adat Hindu yaitu “ Tumpek Landep “.Bagaimana makna dari upacara tersebut mari kita baca penjelasan dari teman saya P.Made di bawah ini.
Berdasarkan perhitungan Kalender Bali, Tumpek Landep merupakan hari untuk memuja Dewa Senjata yaitu Sang Hyang Pasupati ( Dalam pewayangan Pasupati adalah senjata panah milik Arjuna pemberian dari para Dewa).Tujuan dari upacara Tumpek Landep disini adalah sebagai rasa syukur kepada Sang pencipta yang telah memberikan manusia senjata dalam mengarungi kehidupan dunia.
Karena itu pada saat Tumpek Landep, segala senjata yang runcing atau tajam (landep=tajam/runcing,Bahasa Jawa) seperti keris diupacarai sebagai rasa bakti umat kepada Tuhan yang telah menganugerahkan senjata atau peralatan yang memudahkan kehidupan manusia. Dengan cara mengadakan upacara dan selamatan.Unsur kesamaan dengan adat jawa sangat erat sekali,Masyarakat dalam upacara ini juga bukan hanya keris peninggalan saja ,tetapi segala sesuatu yang bersifat tajam juga di kut sertakan dalam selamatan Tumpek Landep ini. Kemudian berkembang lebih luas lagi ke mesin-mesin perkakas dan mesin pada umumnya,kendaraan dan hampir semua alat bantu kehidupan manusia.
Meskipun tidak semuanya landep,mereka telah membantu hidup manusia.
Berikut Foto Upacara Tumpek Landep Di Bengkel Antika-Tumbak Bayuh-Bjr Kelepekan-Tabanan-Bali,kiriman dari P Made ke Email saya:
postingan ini berkategori
ARTIKEL
dengan judul
Jawa dan Bali di Bulan Muharam
. Jangan lupa menyertakan URL
http://joyodrono-cahmabung.blogspot.com/2011/12/jawa-dan-bali-di-bulan-muharam.html
. Jika ingin memposting ulang . Terima kasih!
8 komentar untuk " Jawa dan Bali di Bulan Muharam "
wooowww... nice share nih...
apapun itu, itulah budaya...hehe
wahh Jadi Gtu ya, NamaQ juga kayak Nya Ada Landep - Landep nya :)
@adeline:makasih dah kunjung
@Zh!nTho:bagus tuh sob.ya moga aja selandep namana.
makasih dah kunjung
Kegiatan budaya di masyarakat Indonesia ya sob...
aduh jadi kepingin makannanya deh sob :) lafar sekali... mantap om sharenya :)
@cardiacku:ya ya sob....
namanya ja jawa - bali.
@Farixsantips:ya sob.kalo bali mank banyak buahnya jika da upacara.
Posting Komentar