Sebuah pilihan menjadi Selir

Kehidupan manusia memang tidak bisa ditebak,seperti berputarnya roda pedati yang pelan tapi pasti walaupun terhalang kerikil-kerikil yang tajam.Artikel ini saya tulis berdasarkan kenyataan yang terjadi pada tetangga kost saya yang sekarang sudah mapan kehidupannya setelah di nikahi bule yang Holiday ke Bali.

Ingin merubah penghidupan menjadi lebih baik adalah keinginan setiap manusia,tetapi bukan berarti kita harus mengorbankan diri kita demi kemudahan dalam menjalani hidup.Sekilas memang bisa dirasakan nikmatnya dunia, tanpa susah payah kita bisa tercukupi segala materi yang kita inginkan.

Benar kata pepatah “ banyak jalan menuju Roma “.Pengertian yang salah banyak terjadi pada kaum Hawa yang ingin dirinya cepat mendapatkan kemudahan hidup,yaitu dengan menjadi wanita simpanan dari Lelaki hidung belang.Cukup mudah memang,dengan modal face yang lumayan akan membuat lelaki bertekuk lutut padanya.dengan begitu apa yang diminta pasti akan terpenuhi.lebih lagi menjadi simpanan seorang turis yang menetap sementara di indonesia.

Sebuah Trafic bagus jika bisa menjadi simpanan Bule tajir.Uang,mobil bahkan rumah mewah pun mudah di dapatkan.Sebuah alasan besar bagi para selir adalah karena sulitnya mendapatkan kebutuhan materi untuk mencukupi dalam hidupnya,Mulai dari hal yang terkecil sampai dengan beaya pendidikan di Indonesia kian melambung.Tidak jarang yang statusnya selir juga berasal dari golongan yang masih duduk di bangku Kuliah.Dorongan bisa menyelesaikan Kuliah memaksa jalan yang ini harus di tempuh.

Sebut saja namanya Wanda.satu bulan saya menempati kontrakan di daerah Slinsing ( kawasan jl raya kapal – munggu ) ,Datanglah wanda yang juga berniat ngontrak di kamar sebelah.cerita punya cerita ternyata wanda ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Denpasar-Bali.Singkat cerita kamipun bisa cepat akrab karena mengingat sama-sama berasal dari jawa,hanya statusnya beda dia Mahasiswa dan saya Mahasiker (manusia yang hari-harinya isinya hanya kerja).Baru sepuluh hari Wanda ngontrak,tiba-tiba dia bilang kalau mau pindah.ya wajarlah mungkin karena di kontrakan sini sepi,dan juga jauh dari kampusnya.

Next,Satu minggu kemudian dia datang lagi ke tempat saya untuk menanyakan laptopnya yang error dengan sebuah mobil Feroza.dalam hati mau tanya,tapi buat apa itu kan urusan pribadi.Sambil nunggu laptopnya saya betulin diapun bercerita,kalau dia sekarang sudah nikah resmi di KUA dengan seorang Bule pelancong dari London. Saya sedikit lega ternyata teman saya status bukan selir,melainkan syah jadi istri kedua. Bahkan sekarang sudah punya villa sendiri lengkap dengan isinya sampai-sampai urusan sekecil apapun ada yang mengurusnya sendiri.

Kehidupan Wanda kini sudah berada pada putaran roda pedati di bagian atas , kebutuhan materi dan segalanya tidak lagi menjadi beban dalam hidupnya. Wanda yang aslinya anak seorang petani pisang dari pasuruan,kini tidak lagi bingung untuk beaya kuliahnya.bahkan wanda sudah bisa merenovasi rumah orangtuanya.

Apakah Wanda bahagia menjadi selir Bule?sebuah perjalanan waktu yang menjawabnya.

Itulah sobat,bahwa kehidupan manusia memang betul-betul tidak bisa di tebak.karena Tuhan punya Rahasia yang tidak pernah sesiapapun tahu. Keputusan seorang dalam mengambil langkahnya adalah meruakan hidupnya , jadi salah dan benar sebuah langkah manusia kita tidak bisa menilainya.Salah dan benar hanya manusia itu sendiri yang merasakan,dan hanya Tuhanlah yang kuasa menilainya.

Di tulis Oleh :

---

Translate to : by

---

postingan ini berkategori ARTIKEL dengan judul Sebuah pilihan menjadi Selir . Jangan lupa menyertakan URL http://joyodrono-cahmabung.blogspot.com/2011/12/sebuah-pilihan-menjadi-selir.html . Jika ingin memposting ulang . Terima kasih!