Mengerti itu adalah salah satu hal yang berhubungan dengan pengembangan satu pemiikiran, manusia bisa mengerti karena berawal dari sebuah perasaan yang di inginkan.Hingga terbentuk satu dorongan dalam perasaannya untuk mencari tahu apa yang belum dia tahu.
Sedangkan pengertian tersebut merupakan kumpulan pengetahuan yang di miliki, bisa di sebut juga pemahaman. Begitulah asalnya dari pengertian adalah karena satu rasa keingin tahuan,dan bersumber dari kelima panca indera yang kita miliki,dengan cara mendengar,melihat,dan berujung pada tindakan.
Dalam tataran pembelajaran, Seorang pengajar harus hati-hati dalam menjelaskannya dengan cermat, bisa menjabarkan isi tema yang sedang di bicarakan secara detail.Atau dalam bahasa jawanya “njlentrehaken punapa ingkang sampun dipun sumerabi”.Erat kaitannya dengan pembelajaran yang membahas tentang pengetahuan olah batin dan pengembangan diri manusia.
Keinginan manusia yang terdorong oleh rasa membutuhkan di sertai niat ingin mengerti inilah yang menjadi dasarnya pengetahuan. Dari daya usahanya pemikiran, pengertian itu tadi menjadikan sebuah Pemahaman.
Tumbuhnya pemahaman tidak cukup hanya mendengar atau menirukan isi dari sebuah buku.Tentang belajar membangkitkan PIKIRAN BAWAH SADAR misalnya, kemudian mencoba sambil mempraktekkan sendiri dengan di sertai gagasan yang di milikinya bisa paham dengan sendirinya.
Ilmu pengetahuan bisa dicapai berdasarkan laku atau tindakan, semua pemahaman apapun bisa di miliki seseorang dengan melakukan latihan praktek sendiri, tidak cukup hanya ber angan-angan dengan bermacam pertanyaan, tetapi harus mau mencoba dan mencari jawaban dari pertanyaan itu tadi.
Yang jelas sebuah pemikiran itu yang menuntun adalah dengan belajar pengetahuan. Karena itu pengetahuan merupakan landasan pasti dalam kehidupan.Tetapi pemahaman yang bisa di terima akal apabila ada bukti secara nyata yang bisa di ungkapkan , dan bisa di terima menggunakan kejernihan cara berpikir.
Pada Ilmu pengetahuan tidak ada yang bersifat Rahasia, semua harus di dasarkan pada sesuau yang nyata. Percaya diri juga keinginan yang kuat, itulah yang di butuhkan dalam mempelajari sebuah pengertian, dalam tataran merasa ngerti, ngaku ngerti, hingga pada tingkatan kebenaran mengerti dan memahami akan kita bahas pada postingan yang lain. Sementara ini saya akan lanjutkan untuk berbagi pengertian dan pemahaman tentang Akal .
Pengetahuan akal didapat pada saat pencarian hukum-hukum cara berpikir. Akal mempunyai tugas mencari teknik bagaimana manusia berpikir. Karena akal sama dengan logika, sedang logika berasal dari kata logos yang membahas pengajaran tentang cara berpikir yang salah, berikut memberikan solusinya.
Sebab itu Logika/Akal bisa disebut pembelajaran bab rasio atau perbandingan, Karena logika akan bertinda jika seseorang mengatakan “anu” digabung dengan “anu”lainnya, hingga mendapatkansatu titik temu kesimpulan sebagai hasil akhir.Agar gagasan tadi terlihat, pemikiran itu tadi harus di wujudkan dengan kata dan kalimat. Kemudian Logika yang mengupas pengertian dan membuktikan kebenarannya.
Logika tidak mencari kenyataan,karena memang bukan seharusnya. Sedangkan mencari kebenaran itu merupakan tugasnya Filsafat, bukan tugasnya Logika yang hanya mencari kebenaran pada bagian tersendiri, Jadi sangatlah beda dengan Filsafat yang mencari kebenaran secara mutlak.
Logika hanyalah sebagai perabot tambahan dalam mencari pemikiran yang benar.manusia bisa mencari kebenaran sejati asalkan tidak menyimpang dari akal, demikianlah yang di namakan pemahaman yang benar. Sejauh mana manusia berpikir, itu tidak menjadikan obyek wawasan logika.
Salah satu pengetahuan pemahaman dapat di wujudkan melalui argumen,dengan menyimpulkan positif ataupun negatif , jadi bisa YA dan bisa jugaTIDAK, Pro atau Kontra.Karena itu janganlah sampai kita mengungkapkan gagasan sambil ngotot seperti orang mau melahirkan.
Pemahaman itu kan cuma keyakinan, tidak boleh memaksakan kehendak.sebagai contoh kalimat ini“Lho,itu kan pemahaman anda, kalau menurut saya tidak begitu …”, Walaupun dalam penyampaiannya berlandaskan bukti yang telah ditunjukkan.
Jadi sebenarnya pemahaman itu hanyalah sebuah kata “kalau saja”, artinya bukan suatu yang pasti kebenarannya (they express probabilities rather than certainties) dan masih termasuk unsur “kira-kira” (they are subject to doubt).
Setiap orang pasti memiliki pemahaman masing-masing.kalau lebih dari satu orang berarti banyak juga pemahaman yang di hasilkan, dan hasilnya pemahaman tersebut di namakan pengertian obyektif.Lalu pengertian tersebut di gabungkan dalam satu rembug dan saling mengutarakan dengan bertukar pendapat hingga di capai kesepakatan pada dasar akal yang benar.
Bentuk gagasan pemahaman yang benar-benar bisa di terima haruslah dijelaskan secara detail,walaupun berbeda dalam cara penyampaiannya.Dan semua itu tentunya menggunakan dasar keyakinan yang benar,artinya orang tersebut punya tingkat kemantapan dalam pengertian yang sedang di kaji,dari situ bisa dilihat penggambaran diri terhadap keyakinannya.
Keyakinan dalam sebuah gagasan pemahaman itu terbagi dalam tiga hal:
Itulah pembaca sekiranya hanya segitu dulu yang bisa saya sampaikan di sini,karena terlalu panjang ,terpaksa kami posting secara bersambung pada Mengerti sebuah pemahaman bag.2
Semoga bisa sedikit menambah wawasan.
Sedangkan pengertian tersebut merupakan kumpulan pengetahuan yang di miliki, bisa di sebut juga pemahaman. Begitulah asalnya dari pengertian adalah karena satu rasa keingin tahuan,dan bersumber dari kelima panca indera yang kita miliki,dengan cara mendengar,melihat,dan berujung pada tindakan.
Dalam tataran pembelajaran, Seorang pengajar harus hati-hati dalam menjelaskannya dengan cermat, bisa menjabarkan isi tema yang sedang di bicarakan secara detail.Atau dalam bahasa jawanya “njlentrehaken punapa ingkang sampun dipun sumerabi”.Erat kaitannya dengan pembelajaran yang membahas tentang pengetahuan olah batin dan pengembangan diri manusia.
Keinginan manusia yang terdorong oleh rasa membutuhkan di sertai niat ingin mengerti inilah yang menjadi dasarnya pengetahuan. Dari daya usahanya pemikiran, pengertian itu tadi menjadikan sebuah Pemahaman.
Tumbuhnya pemahaman tidak cukup hanya mendengar atau menirukan isi dari sebuah buku.Tentang belajar membangkitkan PIKIRAN BAWAH SADAR misalnya, kemudian mencoba sambil mempraktekkan sendiri dengan di sertai gagasan yang di milikinya bisa paham dengan sendirinya.
Ilmu pengetahuan bisa dicapai berdasarkan laku atau tindakan, semua pemahaman apapun bisa di miliki seseorang dengan melakukan latihan praktek sendiri, tidak cukup hanya ber angan-angan dengan bermacam pertanyaan, tetapi harus mau mencoba dan mencari jawaban dari pertanyaan itu tadi.
Yang jelas sebuah pemikiran itu yang menuntun adalah dengan belajar pengetahuan. Karena itu pengetahuan merupakan landasan pasti dalam kehidupan.Tetapi pemahaman yang bisa di terima akal apabila ada bukti secara nyata yang bisa di ungkapkan , dan bisa di terima menggunakan kejernihan cara berpikir.
Pada Ilmu pengetahuan tidak ada yang bersifat Rahasia, semua harus di dasarkan pada sesuau yang nyata. Percaya diri juga keinginan yang kuat, itulah yang di butuhkan dalam mempelajari sebuah pengertian, dalam tataran merasa ngerti, ngaku ngerti, hingga pada tingkatan kebenaran mengerti dan memahami akan kita bahas pada postingan yang lain. Sementara ini saya akan lanjutkan untuk berbagi pengertian dan pemahaman tentang Akal .
Pengetahuan akal didapat pada saat pencarian hukum-hukum cara berpikir. Akal mempunyai tugas mencari teknik bagaimana manusia berpikir. Karena akal sama dengan logika, sedang logika berasal dari kata logos yang membahas pengajaran tentang cara berpikir yang salah, berikut memberikan solusinya.
Sebab itu Logika/Akal bisa disebut pembelajaran bab rasio atau perbandingan, Karena logika akan bertinda jika seseorang mengatakan “anu” digabung dengan “anu”lainnya, hingga mendapatkansatu titik temu kesimpulan sebagai hasil akhir.Agar gagasan tadi terlihat, pemikiran itu tadi harus di wujudkan dengan kata dan kalimat. Kemudian Logika yang mengupas pengertian dan membuktikan kebenarannya.
Logika tidak mencari kenyataan,karena memang bukan seharusnya. Sedangkan mencari kebenaran itu merupakan tugasnya Filsafat, bukan tugasnya Logika yang hanya mencari kebenaran pada bagian tersendiri, Jadi sangatlah beda dengan Filsafat yang mencari kebenaran secara mutlak.
Logika hanyalah sebagai perabot tambahan dalam mencari pemikiran yang benar.manusia bisa mencari kebenaran sejati asalkan tidak menyimpang dari akal, demikianlah yang di namakan pemahaman yang benar. Sejauh mana manusia berpikir, itu tidak menjadikan obyek wawasan logika.
Salah satu pengetahuan pemahaman dapat di wujudkan melalui argumen,dengan menyimpulkan positif ataupun negatif , jadi bisa YA dan bisa jugaTIDAK, Pro atau Kontra.Karena itu janganlah sampai kita mengungkapkan gagasan sambil ngotot seperti orang mau melahirkan.
Pemahaman itu kan cuma keyakinan, tidak boleh memaksakan kehendak.sebagai contoh kalimat ini“Lho,itu kan pemahaman anda, kalau menurut saya tidak begitu …”, Walaupun dalam penyampaiannya berlandaskan bukti yang telah ditunjukkan.
Jadi sebenarnya pemahaman itu hanyalah sebuah kata “kalau saja”, artinya bukan suatu yang pasti kebenarannya (they express probabilities rather than certainties) dan masih termasuk unsur “kira-kira” (they are subject to doubt).
Setiap orang pasti memiliki pemahaman masing-masing.kalau lebih dari satu orang berarti banyak juga pemahaman yang di hasilkan, dan hasilnya pemahaman tersebut di namakan pengertian obyektif.Lalu pengertian tersebut di gabungkan dalam satu rembug dan saling mengutarakan dengan bertukar pendapat hingga di capai kesepakatan pada dasar akal yang benar.
Bentuk gagasan pemahaman yang benar-benar bisa di terima haruslah dijelaskan secara detail,walaupun berbeda dalam cara penyampaiannya.Dan semua itu tentunya menggunakan dasar keyakinan yang benar,artinya orang tersebut punya tingkat kemantapan dalam pengertian yang sedang di kaji,dari situ bisa dilihat penggambaran diri terhadap keyakinannya.
Keyakinan dalam sebuah gagasan pemahaman itu terbagi dalam tiga hal:
- Hal yang harus terjadi
Dan ini tentunya akan terjadi sebenarnya pada kita,jadi tidak bisa di elakkan dan memang harus terjadi dalam suatu keadaan apapun tanpa bisa di perkirakan. - Hal yang bisa saja terjadi
Dalam hal ini sesuatu pemikiran bisa saja terjadi seperti apa yang terpikirkan, karena sifatnya menduga dan memperkirakan satu akibat dari sebab yang di pikirkannya. - Hal yang tidak akan terjadi sama sekali
Artinya dalam kondisi dan situasi apapun tidak akan pernah terjadi,tidak bisa di paksakan juga di perkirakannya.
Itulah pembaca sekiranya hanya segitu dulu yang bisa saya sampaikan di sini,karena terlalu panjang ,terpaksa kami posting secara bersambung pada Mengerti sebuah pemahaman bag.2
Semoga bisa sedikit menambah wawasan.
postingan ini berkategori
ARTIKEL
/
TIP
dengan judul
Mengerti sebuah pemahaman( Bag.I )
. Jangan lupa menyertakan URL
http://joyodrono-cahmabung.blogspot.com/2012/04/mengerti-sebuah-pengertian-bagi.html
. Jika ingin memposting ulang . Terima kasih!
Belum ada komentar untuk " Mengerti sebuah pemahaman( Bag.I ) "
Posting Komentar