• Puisi
  • TV Online
  • Radio online
  • Live score Bola
  • Film
  • Games
  • Tukar Link
  •  joyodrono
    Diberdayakan oleh Blogger.

    Kesaktian dan Kesakitan Pancasila

    14_May_1998
    Kesalahan seorang pejabat dan petinggi Negarapun banyak sekali terjadi di Negara tercinta kita ini.Sebab apa itu mereka lakukan ?, banyak sekali alasannya,baik secara fisik ataupun mental.

    Dari tingkat dasar pendidikan selalu di ajarkan pengetahuan masa lalu Indonesia dengan kesatuan dan persatuan yang berhasil mengusir penjajah dari bumi nusantara.begitupun pada saat Revolusi yang terjadi pada masa Orde lama.Dengan kesaktiannya PANCASILA yang menjadi dasar Negara bisa tetap terjaga hingga pemerintahpun mencanangkan pada 1 oktober sebagai hari saktinya.
    Tetapi saya pribadi sebagai rakyat kecil hanya bisa bingung,sepertinya nggak yakin akan kesaktian pancasila.justru pendapat pribadi saya kalau pancasila itu bukan melainkan sedang kesakitan.Sebabnya tidak lain hanya dari manusia-manusia pelaku sejarah bahkan hingga kinipun banyak sekali para pelaku Negara sendiri yang terlihat menyakiti Pancasila.

    Membaca komentar mantan eksponen 66 yang juga mantan menteri kabinet jaman orde baru dalam peringatan hari kesaktian Pancasila yang di wartakan surat kabar tgl 1 oktober kemarin, sungguh mengejutkan saya, betapa tidak karena sebut saja bung FI ini menyebutkan bahwa peristiwa tahun 1965 sama dengan peristiwa tahun 1998. Terkejut kalo komentar seperti itu bisa keluar dari mulut seorang FI, yang menurut saya memiliki wawasan intelektual cukup matang dan mumpuni.

    Saat peristiwa tahun 1965 pasca 30 september adalah peristiwa konflik sosial antara PKI dan simpatisan dengan tentara dan simpatisannya yang meliputi ormas sosial dan keagamaan. Konflik yang sudah lama terpendam ditingkatan akar rumput kemudian meledak memanfaatkan momentum penculikan jenderal jenderal angkatan darat . PKI yang dijadikan kambing hitam menjadi sasaran amuk massa, amuk yang ditandai dengan pembunuhan dan pembantaian massal terhadap para pengurus partai dan simpatisannya hampir di seluruh wilayah di tanah air.

    Konflik horizontal terjadi karena adanya perbedaan ideologi dan keyakinan, dimana manusia membantai sesamanya yang direstui dan dilegalisasi tentara, pembantaian anggauta PKI ini konon mencapai angka 3 juta jiwa korban mati sia sia dibantai secara biadab, sebagian besar mati dengan cara dipenggal kepalanya, tetangga membantai tetangga, bahkan sesama saudara, homo homini lupus, manusia bisa menjadi serigala bagi sesamanya. Sebagian lagi cukup beruntung menjadi narapidana politik dan di buang ke pulau buru, atau menghuni penjara berpuluh puluh tahun tanpa diadili. Kejadian yang sebenarnya menjadi aneh bisa terjadi di negeri yang konon dikenal karena keramah tamahan dan jika sosial penduduknya.

    Juga pada kerusuhan sosial tahun 1998, dilatarbelakangi pendudukan gedung MPR/DPR oleh para mahasiswa untuk menumbangkan kekuasaan rezim represif Suharto, jika para orang tua termasuk bung FI takut setengah mati sama Suharto, yang terkenal dengan ancaman selorohnya ” jenderal saja saya gebuk, kalo berani mbalelo ngelawan saya”. Penembakan mahasiswa oleh tentara yang menyebabkan beberapa mahasiswa tewas dan menjadi pahlawan reformasi, telah mengakibatkan amuk massa di seluruh Jakarta, amuk massa yang disertai penjarahan, perusakan, pembakaran property milik masyarakat keturunan Cina di Jakarta, begitu dahsyat dan menjadi topic berita dunia pada saat itu. Jakarta membara, konon terjadi juga penculikan, pembunuhan dan perkosaan dengan latar belakang sentimen etnis.

    Warga keturunan tionghoa menjadi sasaran amuk massa karena dianggap mempresentasikan kekuasaan rezim Suharto selama 30 tahun mencengkeram negeri ini dengan tangan besi, etnis ini mendapat keistimewaan selama orde baru, yang ditandai dengan era konglomerasi, para konglomerat ini sering ditampilkan Suharto sebagai para pengusaha sukses yang siap berani menyokong secara ekonomi rezim korup Suharto tanpa komplain. Banyak diantara rumah Dan properti para konglomerat hancur dibakar dan dijarah massa. Sebagian besar para konglomerat tsb melarikan dirt keluar negeri, dan berganti kewarganegaraan sampai sekarang.

    Jadi jelaslah bahwa peristiwa tahun 1965 dengan peristiwa 1998 adalah berbeda baik latar belakang maupun kejadiannya. Lantas kenapa peristiwa konflik internal Angkatan Darat, tahun 1965, pada tanggal 1 Oktober diperingati sebagai hari kesaktian Pancasila, Dimana letak Kesaktiannya?....

    Di tulis Oleh :


    Translate to : by

    postingan ini berkategori ARTIKEL dengan judul Kesaktian dan Kesakitan Pancasila . Jangan lupa menyertakan URL http://joyodrono-cahmabung.blogspot.com/2012/10/kesaktian-dan-kesakitan-pancasila.html . Jika ingin memposting ulang . Terima kasih!

    Belum ada komentar untuk " Kesaktian dan Kesakitan Pancasila "

    On Facebook

    Pengikut

    On Twitter

    News Google