Drama ini menceritakan Kedamaian keluarga pada daerah yang terpencil.Hari-hari dalam rutinitas kehidupannya erat sekali dengan Alam,Namun sesuatu sebab terjadilah konflik pada keluarga itu.Bagaimana Dialog dari Drama Matahari Setengah Mati ?,silahkan di simak selanjutnya.
DRAMATIC PERSONAE
MBOK :Ibu dari lima anak
KARDI :anak pertama
PARTO :anak kedua
WARTI :anak ketiga
SUWAJI :anak keempat
NARKO :anak kelima
HARDJO :tetangga
DI SEBUAH DESA YANG SANGAT TERPENCIL DAN TERPINGGIRKAN DARI DERU DAN HIRUK PIKUKNYA PEMBANGUNAN, SEPERTI TERASING. ADA KELUARGA SEDERHANA, KELUARGA PETANI SAHAJA, TIDAK PERNAH NEKO-NEKO. TENTRAM, DAMAI POKOKNYA NYAMAN. TETAPI SUATU KETIKA MUNCUL PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DI KELUARGA TERSEBUT YANG MENGAKIBATKAN HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA MENJADI TIDAK HARMONIS LAGI.
BABAK I
DI SERAMBI RUMAH, ALUNAN MUSIK GAMBARAN PEDESAAN LEMBUT MENYAPA. LAMPU MULAI PADAM. PARTO BARU PULANG DARI SAWAH
PARTO
Kok masih sepi, pada kemana ya? Apa belum pulang?
(seperti bertanya pada diri sendiri).
Sudah seminggu lebih aku sendirian menggarap sawah, akhir-akhir ini Kang Kardi jadi pemalas, pekerjaannya hanya termenung, melmun, merenung, bahkan tidak pernah bisa diajak bicara apalagi bercengkeraman. Kang Kardi selalu membisu, tak pernah mau ngomong, tak pernah mau bicara, tak pernah berkata-kata, bisu, seakan kelu dalam otaknya
(terdiam).
Apakah selamanya akan seperti ini bisu dan beku, mati. Aku sendiri semakin bingung, panenan yang jeblok, sedang harga untuk obat selangit apalagi untuk pupuk sudah tak masuk di akal
DIAM KELUARKAN BUNGKUSAN DARI KANTONG, MELINTING TEMBAKAU LALU MENYULUTNYA. NARKO PULANG SEKOLAH, TERGOPOH-GOPOH MENUTUPI MUKANYA
PARTO
Hei Ko, Narko kesini!
NARKO
Ya, Kang
PARTO
Kenapa wajahmu?
NARKO
E, eh tidak apa-apa Kang. Cuma aku tadi terjatuh
PARTO
Terjatuh, dimana?
NARKO
Di dekat pasar, Kang
PARTO
Kok bisa, coba kulihat!
NARKO
Iya Kang
PARTO
Tapi kalau seperti ini, terjatuh ya tidak mungkin
NARKO
Iya Kang
SPONTAN
PARTO
Apa? Iya. Jadi kamu tidak jatuh, tapi dipukuli orang begitu!
NARKO
Tidak kok Kang. Tidak apa-apa
PARTO
Tidak, tidak apa-apa! Tidak apa-apa, kok bisa bengep kayak abis dipukuli. Kamu berantem, ya?
NARKO
Eendak kok Kang
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Tidak kok, tidak, tapi….
PARTO
Tapi, apa?
NARKO
Tidak apa-apa
PARTO
Sudahlah, jangan bohong, kamu kan sudah diajari tentang kejujuran, dan kamu tahu pasti apa, arti, dan maknanya. Jujur saja, tadi berantem kan?
NARKO
Ya Kang habis aku tidak tahan. Aku diolok-olok, diejek, aku dibilang adiknya orang gila, adiknya orang sinting, edan. Ya, langsung tak kasih ini
(menunjukkan kepalan tangan).
Terus aku dikeroyok lima orang, permainannya jadi tak imbang, ya aku kalah Kang
PARTO
Apa? Permainan, berkelahi kamu bilang permainan
(diam berfikir).
Ya ini yang sering menyebabkan kerusuhan, kekacauan, keributan dan perang disana-sini. Ya gara-gara segelintir orang yang tidak dapat menahan dan mengendalikan emosi dan nafsunya. Kamu mengerti kan!
(diam).
Sudah-sudah, begitu kok mau bohong. Itu, mukamu yang besem-besem biru, diapai gitu supaya tidak kentara, biar simbok tidak kaget dan tidak mikir yang macem-macem. Sudah, masuk sana, ganti baju tuh kotor semua
NARKO
Ya Kang, terima kasih
KELUAR
PARTO
Hei, Ko…sekalian ambilkan aku air, haus nih! Satu belum kelar, belum tuntas, satu lagi menyusul bikin tambah puyeng saja
GELENG-GELENG KEPALA. SETELAH BEBERAPA SAAT KEMUDIAN KARDI MASUK NEMBANG, TANPA MENGHIRAUKAN ADIKNYA. PARTO MELIHAT SEPERTI TIDAK PERCAYA
(Wirangrong, Centhini)
Ya taw au sira nuli
Sung branta lampahnya alon
Ngambah jurang sengkang siluk-siluk
Yen tinon atrebis
Marga rumpil arampal
Pun arang kambah ing janmi
(Surajiwandana)
Sadangune, ngupaya gunung-gunung
Alas-alas, kawur sru ngongkrah-angkreh
Asayah ka, saputing dalu magyuh
Rikang tyas mepu denya ngulati we
(Maduretno)
Samarga-marga, prameswari Mandraka
Asambat-sambat, dhuh Gustiningsun aja
Atinggal munggah, maring aribawana
Entenana ing bukur pangarib-arib
PARTO
Kang, apa yang sebenarnya Kang Kardi pikirkan, berhari-hari hanya diam saja. Kalau hanya diam kami, aku, simbok, dan adek-adekmu yang lainnya. Ya, tidak tahu apa yang dipikirkan Kakang. Kalau seperti itu semua juga bingung, kalau Kang Kardi bingung, jangan bikin yang lain juga bingung
(diam)
Mungkin Kang Kardi memikirkan hasil panen kemarin yang jeblok dan ajur-ajuran. Atau mungkin mikir simbok yang sering sakit-sakitan. A..pa Kankang memikirkan Warti yang mulai jadi seperti orang tidak waras. Seperti orang tidak waras, jadi stress, gila, edan. Tidak, Warti tidak gila
(seperti tidak percaya).
Warti tidak gila. Warti tidak stress, Warti tidak edan, tidak!!, Tidak!! Dia waras
(merenung)
Atau Kang Kardi ingin kawin, mau menikah maksudku. Menikah dengan apa, Kang. Eh, dengan apa, menikah dengan siapa maksudku, mungkin nanti kita bisa bareng-bareng ke sana untuk melamarkannya. Tapi siapa Kang. Ngomong dong
(jengkel, marah, semakin tidak sabar menghadapi Kardi)
Kang Kardi, ngomong dong, kalau begini terus semua akan jadi
suara meninggi, menghardik. Narko masuk, bingung melihat apa yang sedang terjadi
PARTO
Hei Kardi kau, kau…!?
EMOSINYA MEMUNCAK, SUARANYA TERHENTI, MENDATANGI KARDI HENDAK MEMUKUL, NARTO MELERAI
NARKO
Kang, Kang Parto eling Kang, sadar.
PARTO
Heeh!!
NARKO
Sudahlah Kang, itu Kang Kardi, dia kan Kakang kita. Minum dulu
PARTO
Ya, aku tahu!!
Kardi meninggalkan panggung tetap dengan acuh dan membisu. Narto dan Parto tetap bingung. dan timbul pertanyaanya di benaknya ada apa dengan Kakangnya itu.
NARKO
Ah!? Setan mana yang tadi dating?
BERTANYA PADA DIRI SENDIRI
PARTO
Setan, setan gundulmu. Ada orang marah dibawa-bawa. Kamu ini!
NARKO
Kang Parto tadi kan hamper terbujuk rayuan setan
PARTO
Setan, setan, kamu ini seperti da’I saja. Setannya tadi lho diam saja, dia tidak berbuat apa-apa. Manusia yang berantem, setan yang jadi kambing hitam dan harus bertanggungjawab. Kasihan, kasihan kau setan.
NARKO
Ya. Tapi setan tak kan pernah berhenti untuk menggoda dan membujuk manusia kan, Kang
PARTO
Ya, ya
(diam)
Narko, Narko sekarang ini, setan itu sudah tidak ada, yang ada sekarang ya manusia itu sendiri. Manusia kan gabungan sifat baik dan sifat buruk. Sifat baik itu malaikat sedang sifat buruk itu ya setan itu tadi. Jadi jangan selalu minta pertanggungjawaban setan dari apa yang telah diperbuat manusia. Setan itu tidak ada, yang ada malaikat penguji iman. Perlu kamu ketahui bahwa manusia itu adalah gabungan malaikat dan setan. Ya sifat baik dan buruk. Seperti kamu tadi berantem, yang salah siapa? Kamu sendiri kan! Kalau bukan kamu! Siapa? Setan. Ko, kamu tahu cerita Adam dan Hawa, ketika mereka dibuang dari surga, siapa penghuni setia surge yang selalu menemani mereka ke bumi. Siapa, setan kan. Bahkan sampai sekarang dia tetap menemani manusia. Itu kalau setan masih ada seperti yang kamu katakana tadi.
NARKO
Iya, ya
(nyengir, malu)
Kang, Kang??... Eh, Kang Parto!
PARTO
Ya, ada apa?
NARKO
Kang Parto tadak lapar.
PARTO
Ya, lapar, Kenapa?
NARKO
Aku juga lapar
PARTO
Ooo itu, ayo makan!
Parto dan Narko meninggalkan panggung
Bagaimana kelanjutan Dialognya,Silahkan aja Download :
Matahari setengah mati Karya : A Rego Subagyo
Semoga bermanfaat
Di tulis Oleh :
DRAMATIC PERSONAE
MBOK :Ibu dari lima anak
KARDI :anak pertama
PARTO :anak kedua
WARTI :anak ketiga
SUWAJI :anak keempat
NARKO :anak kelima
HARDJO :tetangga
DI SEBUAH DESA YANG SANGAT TERPENCIL DAN TERPINGGIRKAN DARI DERU DAN HIRUK PIKUKNYA PEMBANGUNAN, SEPERTI TERASING. ADA KELUARGA SEDERHANA, KELUARGA PETANI SAHAJA, TIDAK PERNAH NEKO-NEKO. TENTRAM, DAMAI POKOKNYA NYAMAN. TETAPI SUATU KETIKA MUNCUL PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DI KELUARGA TERSEBUT YANG MENGAKIBATKAN HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA MENJADI TIDAK HARMONIS LAGI.
BABAK I
DI SERAMBI RUMAH, ALUNAN MUSIK GAMBARAN PEDESAAN LEMBUT MENYAPA. LAMPU MULAI PADAM. PARTO BARU PULANG DARI SAWAH
PARTO
Kok masih sepi, pada kemana ya? Apa belum pulang?
(seperti bertanya pada diri sendiri).
Sudah seminggu lebih aku sendirian menggarap sawah, akhir-akhir ini Kang Kardi jadi pemalas, pekerjaannya hanya termenung, melmun, merenung, bahkan tidak pernah bisa diajak bicara apalagi bercengkeraman. Kang Kardi selalu membisu, tak pernah mau ngomong, tak pernah mau bicara, tak pernah berkata-kata, bisu, seakan kelu dalam otaknya
(terdiam).
Apakah selamanya akan seperti ini bisu dan beku, mati. Aku sendiri semakin bingung, panenan yang jeblok, sedang harga untuk obat selangit apalagi untuk pupuk sudah tak masuk di akal
DIAM KELUARKAN BUNGKUSAN DARI KANTONG, MELINTING TEMBAKAU LALU MENYULUTNYA. NARKO PULANG SEKOLAH, TERGOPOH-GOPOH MENUTUPI MUKANYA
Hei Ko, Narko kesini!
NARKO
Ya, Kang
PARTO
Kenapa wajahmu?
NARKO
E, eh tidak apa-apa Kang. Cuma aku tadi terjatuh
PARTO
Terjatuh, dimana?
NARKO
Di dekat pasar, Kang
PARTO
Kok bisa, coba kulihat!
NARKO
Iya Kang
PARTO
Tapi kalau seperti ini, terjatuh ya tidak mungkin
NARKO
Iya Kang
SPONTAN
PARTO
Apa? Iya. Jadi kamu tidak jatuh, tapi dipukuli orang begitu!
NARKO
Tidak kok Kang. Tidak apa-apa
PARTO
Tidak, tidak apa-apa! Tidak apa-apa, kok bisa bengep kayak abis dipukuli. Kamu berantem, ya?
NARKO
Eendak kok Kang
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Tidak kok, tidak, tapi….
PARTO
Tapi, apa?
NARKO
Tidak apa-apa
PARTO
Sudahlah, jangan bohong, kamu kan sudah diajari tentang kejujuran, dan kamu tahu pasti apa, arti, dan maknanya. Jujur saja, tadi berantem kan?
NARKO
Ya Kang habis aku tidak tahan. Aku diolok-olok, diejek, aku dibilang adiknya orang gila, adiknya orang sinting, edan. Ya, langsung tak kasih ini
(menunjukkan kepalan tangan).
Terus aku dikeroyok lima orang, permainannya jadi tak imbang, ya aku kalah Kang
PARTO
Apa? Permainan, berkelahi kamu bilang permainan
(diam berfikir).
Ya ini yang sering menyebabkan kerusuhan, kekacauan, keributan dan perang disana-sini. Ya gara-gara segelintir orang yang tidak dapat menahan dan mengendalikan emosi dan nafsunya. Kamu mengerti kan!
(diam).
Sudah-sudah, begitu kok mau bohong. Itu, mukamu yang besem-besem biru, diapai gitu supaya tidak kentara, biar simbok tidak kaget dan tidak mikir yang macem-macem. Sudah, masuk sana, ganti baju tuh kotor semua
NARKO
Ya Kang, terima kasih
KELUAR
PARTO
Hei, Ko…sekalian ambilkan aku air, haus nih! Satu belum kelar, belum tuntas, satu lagi menyusul bikin tambah puyeng saja
GELENG-GELENG KEPALA. SETELAH BEBERAPA SAAT KEMUDIAN KARDI MASUK NEMBANG, TANPA MENGHIRAUKAN ADIKNYA. PARTO MELIHAT SEPERTI TIDAK PERCAYA
(Wirangrong, Centhini)
Ya taw au sira nuli
Sung branta lampahnya alon
Ngambah jurang sengkang siluk-siluk
Yen tinon atrebis
Marga rumpil arampal
Pun arang kambah ing janmi
(Surajiwandana)
Sadangune, ngupaya gunung-gunung
Alas-alas, kawur sru ngongkrah-angkreh
Asayah ka, saputing dalu magyuh
Rikang tyas mepu denya ngulati we
(Maduretno)
Samarga-marga, prameswari Mandraka
Asambat-sambat, dhuh Gustiningsun aja
Atinggal munggah, maring aribawana
Entenana ing bukur pangarib-arib
PARTO
Kang, apa yang sebenarnya Kang Kardi pikirkan, berhari-hari hanya diam saja. Kalau hanya diam kami, aku, simbok, dan adek-adekmu yang lainnya. Ya, tidak tahu apa yang dipikirkan Kakang. Kalau seperti itu semua juga bingung, kalau Kang Kardi bingung, jangan bikin yang lain juga bingung
(diam)
Mungkin Kang Kardi memikirkan hasil panen kemarin yang jeblok dan ajur-ajuran. Atau mungkin mikir simbok yang sering sakit-sakitan. A..pa Kankang memikirkan Warti yang mulai jadi seperti orang tidak waras. Seperti orang tidak waras, jadi stress, gila, edan. Tidak, Warti tidak gila
(seperti tidak percaya).
Warti tidak gila. Warti tidak stress, Warti tidak edan, tidak!!, Tidak!! Dia waras
(merenung)
Atau Kang Kardi ingin kawin, mau menikah maksudku. Menikah dengan apa, Kang. Eh, dengan apa, menikah dengan siapa maksudku, mungkin nanti kita bisa bareng-bareng ke sana untuk melamarkannya. Tapi siapa Kang. Ngomong dong
(jengkel, marah, semakin tidak sabar menghadapi Kardi)
Kang Kardi, ngomong dong, kalau begini terus semua akan jadi
suara meninggi, menghardik. Narko masuk, bingung melihat apa yang sedang terjadi
PARTO
Hei Kardi kau, kau…!?
EMOSINYA MEMUNCAK, SUARANYA TERHENTI, MENDATANGI KARDI HENDAK MEMUKUL, NARTO MELERAI
NARKO
Kang, Kang Parto eling Kang, sadar.
PARTO
Heeh!!
NARKO
Sudahlah Kang, itu Kang Kardi, dia kan Kakang kita. Minum dulu
PARTO
Ya, aku tahu!!
Kardi meninggalkan panggung tetap dengan acuh dan membisu. Narto dan Parto tetap bingung. dan timbul pertanyaanya di benaknya ada apa dengan Kakangnya itu.
NARKO
Ah!? Setan mana yang tadi dating?
BERTANYA PADA DIRI SENDIRI
PARTO
Setan, setan gundulmu. Ada orang marah dibawa-bawa. Kamu ini!
NARKO
Kang Parto tadi kan hamper terbujuk rayuan setan
PARTO
Setan, setan, kamu ini seperti da’I saja. Setannya tadi lho diam saja, dia tidak berbuat apa-apa. Manusia yang berantem, setan yang jadi kambing hitam dan harus bertanggungjawab. Kasihan, kasihan kau setan.
NARKO
Ya. Tapi setan tak kan pernah berhenti untuk menggoda dan membujuk manusia kan, Kang
PARTO
Ya, ya
Narko, Narko sekarang ini, setan itu sudah tidak ada, yang ada sekarang ya manusia itu sendiri. Manusia kan gabungan sifat baik dan sifat buruk. Sifat baik itu malaikat sedang sifat buruk itu ya setan itu tadi. Jadi jangan selalu minta pertanggungjawaban setan dari apa yang telah diperbuat manusia. Setan itu tidak ada, yang ada malaikat penguji iman. Perlu kamu ketahui bahwa manusia itu adalah gabungan malaikat dan setan. Ya sifat baik dan buruk. Seperti kamu tadi berantem, yang salah siapa? Kamu sendiri kan! Kalau bukan kamu! Siapa? Setan. Ko, kamu tahu cerita Adam dan Hawa, ketika mereka dibuang dari surga, siapa penghuni setia surge yang selalu menemani mereka ke bumi. Siapa, setan kan. Bahkan sampai sekarang dia tetap menemani manusia. Itu kalau setan masih ada seperti yang kamu katakana tadi.
Iya, ya
(nyengir, malu)
Kang, Kang??... Eh, Kang Parto!
PARTO
Ya, ada apa?
NARKO
Kang Parto tadak lapar.
PARTO
Ya, lapar, Kenapa?
NARKO
Aku juga lapar
PARTO
Ooo itu, ayo makan!
Bagaimana kelanjutan Dialognya,Silahkan aja Download :
Matahari setengah mati Karya : A Rego Subagyo
Semoga bermanfaat
postingan ini berkategori
NASKAH
dengan judul
Naskah Drama Matahari setengah mati
. Jangan lupa menyertakan URL
http://joyodrono-cahmabung.blogspot.com/2012/12/naskah-drama-matahari-setengah-mati.html
. Jika ingin memposting ulang . Terima kasih!
2 komentar untuk " Naskah Drama Matahari setengah mati "
Terima kasih telah mempublikasikan naskahku. sekali lagi terima kasih.
A. Rego S. Ilalang (Agus Rego Subagyo)
ok mas rego.....saya sangat suka naskah anda ini
Posting Komentar